Wajib banget anak-anak moedha ikutan!
Di tengah arus globalisasi yang menggulirkan berbagai tren fashion dari penjuru dunia, anak muda Indonesia kini tengah mengalami renesans budaya melalui kain tradisional. Kain Nusantara, dengan segala ragam motif dan warnanya, tidak lagi sekadar pakaian adat yang hanya dikenakan di momen-momen tertentu. Kini, ia telah menjadi simbol identitas, gaya, dan pernyataan diri yang berani dan kontemporer.
Tren “Berkain” ala Gen Z ini bukan hanya soal fashion, melainkan juga tentang mempertahankan warisan budaya di era modern. Batik, misalnya, bukan hanya karya seni tetapi juga cerminan nilai sejarah, estetika, dan simbolik Bangsa Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Manusia2. Dengan mengenakan kain tradisional, anak muda Indonesia tidak hanya tampil stylish, tetapi juga turut serta dalam upaya pelestarian budaya.
Di universitas-universitas, “Berkain” telah menjadi lebih dari sekadar dress code. Ia telah menjadi gerakan yang membangkitkan semangat nasionalisme dan kebanggaan akan kekayaan budaya lokal. Di media sosial, hashtag #Berkain telah menarik jutaan penayangan, dengan berbagai tips dan trik untuk mengenakan kain tradisional dengan cara yang baru dan segar2.
Anak muda Indonesia hari ini tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga menciptakan tren. Dengan berkain, mereka menunjukkan bahwa tradisi bisa tampil modern, bahwa warisan bisa menjadi inovasi, dan bahwa identitas bisa dinyatakan dengan cara yang elegan dan kontemporer. Mereka adalah generasi yang menenun masa depan dengan benang-benang masa lalu, menggabungkan kearifan lokal dengan estetika global, dan membuktikan bahwa kain Nusantara adalah kanvas yang tak lekang oleh waktu.
Selain itu, adanya materi tentang Candi Sambisari merupakan salah satu langkah nyata dalam edukasi tinggalan arkeologi lintas generasi. Seiring waktu, banyak sekali cerita-cerita masa lalu yang kemudian menguap begitu saja, namun kini sudah waktunya untuk kita sebagai anak muda turut bangun untuk memuliakan cita-cita luhur para generasi terdahulu dengan mengangkat kembali cerita masa lalu untuk masa depan!
Tak cuma edukasi saja, tapi dalam kegiatan ini juga menampilkan “Napak Tilas” yang diikuti oleh seluruh peserta kegiatan dari Bangun Djaya Coffee dengan berjalan kaki menuju Candi Sambisari.
Berkegiatan positif seperti ini tentunya akan memberikan banyak sekali manfaat tentu saja bukan cuma edukasi, tapi juga healing loh!
Buruan kita tunggu di next event ya!!!